I'LL Teach You Marianne

"Terima aku"



"Terima aku"

0Rose mengangkat tangannya dan menyentuh kening Aaron.     

"Kau sedang tak sakit bukan?"     

Karena merasa disepelekan oleh Rose tiba-tiba Aaron berdiri menggunakan kedua tangannya untuk diletakkan dikedua pipi kanan dan kirinya, lalu ia pun berteriak, "Lily-Rose Johansson aku serius padamu, apakah kau mau menjadi istriku!!!!"     

Setelah teriakan Aaron yang pertama, orang-orang yang juga sedang berada di balkon seperti dirinya dan Rose langsung menoleh ke mereka. Belum juga dengan orang-orang yang sedang berada disekeliling hotel, pandangan mereka semua tertuju pada Aaron yang masih akan berteriak lagi. Sampai akhirnya Rose menarik Aaron masuk ke dalam kamar saat ia berteriak untuk yang kedua kalinya.     

"Aaron jangan gila!!"     

"Kenapa memangnya? Aku serius dengan ucapanku tapi kau memainkan aku seperti itu, jadi terpaksa aku melakukan itu supaya alam semesta menjadi saksi betapa seriusnya niatku padamu,"jawab Aaron dengan cepat.     

Wajah Rose memerah mendengar perkataan Aaron. "Untuk apa membawa alam semesta, kau terlalu berlebihan."     

"Supaya kau percaya kalau aku serius, apa kau tak percaya? Mau aku membuktikan lagi dengan..."     

"Stop Aaron jangan...jangan cari masalah, mau ditaro dimana wajahku ini nanti." Rose langsung menahan Aaron yang ingin pergi ke balkon kembali.     

Aaron tersenyum, ia kemudian meraih dagu Rose dan mengangkatnya ke atas supaya bisa bertatapan dengannya.     

"Aku serius Rose, aku ingin memulai hidupku yang baru denganmu. Saat ini memang aku belum melamarmu secara resmi karena aku tak membawa cincin tapii...."     

Aaron menghentikan perkataannya dan berjalan dengan cepat menuju ke atas meja makan untuk mengambil bunga mawar palsu yang ada di dalam vas, ia kemudian kembali ketempat Rose berdiri lalu berlutut didepannya dengan mengangkat bunga mawar itu ke arah Rose. "Dengan bunga mawar palsu yang aku temukan di atas meja karena aku tak memiliki persiapan, aku Aaron Sean Connery ingin menyatakan keseriusanku pada Lily-Rose Johansson. Apa kau menerima keseriusanku ini Nona Lily-Rose Johansson?"     

***     

Setelah menerima makanan yang diantar pelayan Alan lalu kembali masuk kedalam tenda dan langsung mengunci pintunya kembali dengan rapat, ia benar-benar tak ingin ada yang mengganggu dirinya dan Anne. Apa yang dilakukan oleh Nicholas sebelumnya membuat Alan menjadi jauh lebih waspada. Karena Alan adalah tamu ekslusif makanan yang dikirim padanya pun adalah makanan-makanan yang berkualitas tinggi yang tentunya terjamin kelezatan dan kualitasny dan meskipun makanan itu tak langsung dinikmati namun Alan masih bisa menghangatkannya karena tempatnya menginap saat ini dilengkapi dengan sebuah microwave yang sangat berguna. Maka dari itu Alan memutuskan untuk tak langsung memakannya saat ini, ia tak tega membangunkan Anne yang masih terlelap dibalik selimut tebal yang membungkus tubuh kecilnya yang kini memiliki banyak tanda ditubuhnya. Bekas keganasan yang Alan ciptakan saat mereka bercinta.     

Dengan perlahan Alan mendekati ranjang, kedua matanya menatap sayu pada tanda kemerahan yang berada di pundak Anne. Rasa sesal pun kembali menghampirinya saat kembali membuat Anne terluka, ia benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa ada manusia yang memiliki kulit serentan kulit tubuh Anne. Alan yakin sekali kalau ia tak menggunakan tenaga seperti saat memaksa Anne saat pertama kali ia menyentuhnya, akan tetapi kini di tubuh Anne sudah kembali memiliki sebuah tanda merah yang membuatnya merasa sedih dan bersalah.     

"Aku tahu aku bersalah padamu Anne, hanya saja kau harus tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Mungkin kau tak akan percaya padaku, tapi aku serius Anne. Aku jatuh cinta padamu dari pandangan pertama dan sejak saat itu juga kau bertekad untuk menjadikanmu satu-satunya milikku,"ucap Alan lirih sambil merapikan rambut Anne yang menutupi wajahnya.     

Karena merasa terganggu akibat sentuhan Alan akhirnya Anne terbangun dan sangat terkejut saat melihat Alan berada didepannya, secepat kilat Anne mencengkram ujung selimut yang menutupi tubuhnya. "A-aku lelah, aku tak bisa melakukan itu lagi Alan."     

Alan tersenyum, ia kemudian duduk tegap menatap Anne yang sudah memojok dengan kedua tangan yang mencengkram selimut. "Aku tak akan setega itu baby, aku hanya merapikan rambutmu saja tadi. Maaf kalau sudah membuatmu terbangun."     

"Merapikan rambut?"     

"Iya, tadi wajah cantikmu itu tertutup rambut. Karena itulah aku merapikannya, akan tetapi ternyata aku justru membangunkanmu. Maafkan aku,"jawab Alan sambil tersenyum.     

Anne menyentuh rambutnya secara reflek tanpa mengalihkan pandangannya dari Alan, ia masih belum sepenuhnya menerima Alan sampai detik ini. Meski sebelumnya ia sudah bercinta dengan Alan sampai seluruh tubuhnya lemas tanpa tulang saat ini.     

"Belajarlah menerimaku Anne,"ucap Alan tiba-tiba memecah keheningan.     

"Belajar menerimamu?"     

Alan menipiskan bibirnya. "Iya, aku tahu mungkin saat ini kau masih marah padaku atas semua yang aku lakukan padamu. Tapi percayalah Anne, aku benar-benar mencintaimu. Aku sangat mencintaimu dan tergila-gila padamu."     

"Tidak mungkin, kau tak mungkin menyukaiku,"jawab Anne dengan cepat. "Kau hanya menginginkan tubuhku."     

"Tidak Anne, aku benar-benar tulus padamu. Semua perasaanku padamu jujur dari hari dan tidak..."     

"Lalu surat kontrak itu apa? Bukankah dari awal kau sudah menegaskan padaku bahwa kau hanya menginginkan aku sebagai kekasih kontrakmu saja,"sahut Anne dengan cepat.     

Alan menghela nafas panjang. "Itu kebodohanku, saat itu entah apa yang aku pikirkan sampai memintamu menjadi kekasih kontrakku saja. Tapi setelah malam itu, setelah kejadian itu aku sadar bahwa aku tak mau kehilanganmu Anne. Aku tahu caraku mendapatkanmu salah, tapi percayalah Anne aku ingin memulai hubungan ini dengan serius bersamamu. Aku ingin membangun keluarga denganmu, memiliki banyak anak darimu. Menua bersamamu, menikmati nafas-nafas terakhirku di dunia bersamamu."     

Anne mengigit bibir bawahnya tanpa sadar mendengar perkataan Alan dan Alan melihat itu langsung mendekati Anne, menyentuh bibirnya. "Tolong jangan, hentikan kebiasaanmu mengigit bibir. Aku bisa gila melihatnya Anne."     

Kedua mata Anne berkaca-kaca, ia langsung teringat kalimat yang sama persis ia dengar saat ini. Hanya saja yang mengucapkan itu padanya adalah Jack, pria yang dicintainya bukan Alan. Mengingat Jack membuat Anne secara spontan mendorong Alan menjauh darinya menggunakan kedua tangannya secara spontan dan membuat Jack terjatuh kebelakang.     

"Anne..."     

"Ja-jangan dekat-dekat denganku, aku tak nyaman,"ucap Anne dengan cepat saat menarik selimutnya kembali ke atas untuk menutupi dadanya, pasca terjatuh kebawah saat ia mendorong Alan sebelumnya.     

"Sebenci itukah kau denganku Anne?"tanya Alan lirih.     

Anne menundukkan wajahnya mendengar pertanyaan dari Alan, ia tak bisa menjawab dengan tegas pertanyaan yang Alan berikan padanya. Seperti sebelumnya, dimana ia akan selalu lantang menolak pada pria itu.     

"Aku hanya..." Ekor mata Anne menatap ke arah meja yang tersaji banyak makanan enak diatasnya sehingga ia menghentikan perkataannya.     

"Hanya apa Anne?"tanya Alan kembali tak sabar.     

Anne kembali menatap Alan dengan fokus. "Aku lapar..."     

Bersambung     

Hallo sahabat pembaca \(^_^)/     

Terima kasih sudah menunggu novel saya terbit. Bagi yang ingin membaca novel berikutnya, Saya rekomendasikan novel sahabat saya "dewisetyaningrat" dengan judul "CIUMAN PERTAMA ARUNA" aku yakin kakak-kakak penasaran. So, tambahkan ke daftar pustaka. ^_^     

Salam hangat Anne-Jack     

Dan jangan lupa ikuti kisah Angelica dalam Cruel CEO : The Forgotten Princess, secepatnya Angelica akan di update secara rutin di webnovel tentunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.